“Berapa banyak caci maki untuk kawan berseberangan Capres?
Berapa banyak lidah menggelegak mentertawakan kekeliruan teman ?
Bahagiakah Kita ?
Mungkin ia sekarang sedang terluka hatinya karena kata-kata kita
Ia sekarang sedang meradang karena pilihannya tak menang”
(Di copas dari status teman di FB)
Tidak, saya tidak termasuk orang yg ikut mencaci maki atau bahkan berselisih dengan teman yang berbeda pilihan capres. Sejak sebelum masa kampanye, bahkan sejak akhirnya sudah didapat pasangan Capres/cawapres saya sudah menentukan pilihan sendiri. Tak peduli mau berbeda dengan suami, karena waktu Pilleg pun kita berbeda.
Namun ternyata kali ini pilihan kita sama, kita sudah menentukan pilihan yang sama. Maka ketika di ruko baru di seberang rumah di buka posko relawan dan suami saya beserta anak saya ikut terjun membantu menyebarkan famplet, sablon gratis di dekat giant sektor 9, nonton konser akbar di GBK 5 juli, saya biarkan keikutsertaannya, saya dukung dengan memberikan sedikit dana untuk keperluan itu.
Lalu apa yang saya lakukan ?
Meskipun saya bukan relawan, di dunia maya saya juga tidak terlalu jor-joran retwet atau posting mendukung calon pilihan saya, tapi saya cukup memantau, mencari masukan dari beberapa postingan orang yg lebih tahu, yang lebih pandai dan masuk akal saya dalam mengawal pilpres kali ini. Maka di dunia nyata saya coba lakukan itu, mulai dari kewajiban ikut memilih capres/cawapres di TPS , memeriksa kertas suara, memantau/melihat proses perhitungan suara, memotret hasil perhitungan suara di form C1.
Akhirnya, meskipun sampai hari ini Quick Count berbagai lembaga masih memberikan hasil yang belum jelas dan hebohnya perseteruan dari pihak no 1 dan no. 2 masih terus berlangsung, saya harus stop sampai di sini dulu. Biarlah saya menanti tanggal pengumuman dari KPU tanggal 22 Juli nanti, tugas saya yang lain sudah menanti..ini buku anak-anak masih belum di sampul, masih ada seragam sekolah yang belum di beli.. jadi saya mah mikirin anak-anak yang hari Senin ini sudah mau masuk sekolah aja dulu lah..